Media
Transmisi
A.
MEDIA
TRANSMISI
Media
transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi (data),
karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu diubah menjadik kode/isyarat, dan
isyarat inilah yang akan dimanipulasi dengan berbagai macam cara untuk diubah
kembali menjadi data.
Media transmisi digunakan pada
beberapa peralatan elektronika untuk menghubungkan antara pengirim dan penerima
supaya dapat melakukan pertukaran data. Beberapa alat elektronika,
seperti telepon, komputer, televisi,
dan radio
membutuhkan media transmisi untuk dapat menerima data. Seperti pada pesawat
telepon, media transmisi yang digunakan untuk menghubungkan dua buah telepon
adalah kabel..
Setiap peralatan elektronika memiliki media transmisi yang berbeda-beda dalam
pengiriman datanya.
Karakteristik media transmisi ini
bergantung pada:
- Jenis alat elektronika
- Data yang digunakan oleh alat elektronika tersebut
- Tingkat keefektifan dalam pengiriman data
- Ukuran data yang dikirimkan
Media yang digunakan
pada jaringan komputer dapat berupa kabel atau pun berupa sinyal-sinyal yang
biasa disebut dengan media wireless.
1. Media kabel
Media ini biasa digunakan
sebagai media penghubung dalam suatu jaringanm, karena media ini sangat simpel
dan mudah untuk diaplikasikan kedalam komputer untuk menghubungkan komputer 1
dengan komputer lain. ini misalnya biasa dipakai di warnet warnet,
Keunggulan Media Kabel
·
Kecepatan akses lebih tinggi
karena penyediaan fasilitas jaringan dan pengelolaannya dilakukan secara khusus
oleh satu komputer (server) yang tidak dibebani dengan tugas lain sebagai
workstation.
·
Sistem keamanan dan administrasi
jaringan lebih baik, karena terdapat seorang pemakai yang bertugas sebagai
administrator jaringan, yang mengelola administrasi dan sistem keamanan
jaringan, tergantung operator nya juga sih. 
·
Sistem backup data lebih baik,
karena pada jaringan client-server backup dilakukan terpusat di server, yang
akan membackup seluruh data yang digunakan di dalam jaringan.
Kelemahan Media Kabel
·
Biaya operasional relatif lebih
mahal.
·
Diperlukan adanya satu komputer khusus
yang berkemampuan lebih untuk ditugaskan sebagai server.
·
Kelangsungan jaringan sangat
tergantung pada server. Bila server mengalami gangguan maka secara keseluruhan
jaringan akan terganggu.
2. Media Wireless
Media ini bekerja pada frekuensi
elektromagnet yang lebih tinggi misalnya gelombang radio, gelombang mikro dan
sinar inframerah. Media ini banyak digunakan untuk jaringan komputer bergerak
dengan jarak yang jauh.
Kelebihan dari Wireless
- ·Mobilitas dan Produktivitas Tinggi, WLAN memungkinkan client untuk mengakses informasi secara realtime sepanjang masih dalam jangkauan WLAN, sehingga meningkatkan kualitas layanan dan produktivitas. Pengguna bisa melakukan kerja dimanapun ia berada asal dilokasi tsb masuk dalam coverage area WLAN.
- Kemudahan dan kecepatan instalasi, karena infrastrukturnya tidak memerlukan kabel maka instalasi sangat mudah dan cepat dilaksanakan, tanpa perlu menarik atau memasang kabel pada dinding atau lantai.
- Fleksibel, dengan teknologi WLAN sangat memungkinkan untuk membangun jaringan pada area yang tidak mungkin atau sulit dijangkau oleh kabel, misalnya dikota-kota besar, ditempat yang tidak tersedia insfrastruktur kabel.
- Menurunkan biaya kepemilikan, dengan satu access point sudah bisa mencakup seluruh area dan biaya pemeliharaannya murah (hanya mencakup stasiun sel bukan seperti pada jaringan kabel yang mencakup keseluruhan kabel)
Kelemahan dari Wireless
- Biaya peralatan mahal (kelemahan ini dapat dihilangkan dengan mengembangkan dan memproduksi teknologi komponen elektronika sehingga dapat menekan biaya jaringan),
- Delay yang besar, adanya masalah propagasi radio seperti terhalang, terpantul dan banyak sumber interferensi (kelemahan ini dapat diatasi dengan teknik modulasi, teknik antena diversity, teknik spread spectrum dll),
- Kapasitas jaringan menghadapi keterbatasan spektrum (pita frekuensi tidak dapat diperlebar tetapi dapat dimanfaatkan dengan efisien dengan bantuan bermacam-macam teknik seperti spread spectrum/DS-CDMA) dan keamanan data (kerahasiaan) kurang terjamin (kelemahan ini dapat diatasi misalnya dengan teknik spread spectrum).
B.
JENIS MEDIA
TRANSMISI
Ada beberapa jenis media transmisi
yang telah ada di dunia. Berikut penjelasan macam-macam media transmisi.
1.
Guided Transmission Media
Guided
transmission media atau media transmisi terpandu merupakan jaringan
yang menggunakan sistem
kabel. Guided media menyediakan jalur transmisi sinyal yang terbatas secara
fisik, meliputi twisted-pair cable, coaxial cable (kabel koaksial) dan
fiber-optic cable (kabel serat optik). Sinyal yang melewati media-media
tersebut diarahkan dan dibatasi oleh batas fisik media. Twisted-pair dan
coaxial cable menggunakan konduktor logam yang menerima dan mentransmisikan
sinyal dalam bentuk aliran listrik. Optical fiber/serat optik menerima dan
mentransmisikan sinyal data dalam bentuk cahaya.
a.
Twisted Pair
Cable
Twisted pair cable atau kabel pasangan berpilin
terdiri dari dua buah konduktor yang digabungkan dengan tujuan untuk mengurangi
atau meniadakan interferensi elektromagnetik dari luar seperti radiasi
elektromagnetik dari kabel Unshielded twisted-pair (UTP), dan crosstalk yang terjadi
di antara kabel yang berdekatan.
Ada
dua macam Twisted Pair Cable, yaitu :
1. Kabel
STP (Shielded Twisted Pair) merupakan salah satu jenis kabel yang digunakan
dalam jaringan komputer. Kabel ini berisi dua pasang kabel (empat kabel) yang
setiap pasang dipilin. Kabel STP lebih tahan terhadap gangguan yang disebebkan
posisi kabel yang tertekuk. Pada kabel STP attenuasi akan meningkat pada
frekuensi tinggi sehingga menimbulkan crosstalk
dan sinyal noise.
·
Kecepatan dan keluaran:
10-100 Mbps
·
iaya rata-rata per
node: sedikit mahal dibadingkan UTP dan coaxial
·
Media dan ukuran
konektor: medium
·
Panjang
kabel maksimum yang diizinkan : 100m (pendek).
Gambar 1 . Shielded Twisted-Pair (STP)
2. Kabel
UTP (Unshielded Twisted Pair) banyak digunakan dalam instalasi jaringan
komputer. Kabel ini berisi empat pasang kabel yang tiap pasangnya dipilin
(twisted). Kabel ini tidak dilengkapi dengan pelindung (unshilded). Kabel UTP
mudah dipasang, ukurannya kecil, dan harganya lebih murah dibandingkan jenis
media lainnya. Kabel UTP sangat rentan dengan efek interferensi elektris yang
berasal dari media di sekelilingnya.
·
Kecepatan
dan keluaran: 10 – 100 Mbps
·
Biaya
rata-rata per node: murah
·
Media dan ukuran: kecil
·
Panjang
kabel maksimum yang diizinkan : 100m (pendek).
Gambar 2. Unshielded Twisted-Pair (UTP)
b.
Coaxial Cable
kabel koaksial adalah
suatu jenis kabel yang menggunakan dua buah konduktor. Kabel ini banyak
digunakan untuk mentransmisikan sinyal frekuensi tinggi mulai 300 kHz keatas. Karena kemampuannya
dalam menyalurkan frekuensi tinggi tersebut, maka sistem transmisi dengan
menggunakan kabel koaksial memiliki kapasitas kanal yang cukup besar. Ada beberapa jenis kabel koaksial, yaitu thick coaxial cab le
(mempunyai diameter besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih
kecil).
Gambar 3. Coaxial Cable (Kabel
Koaksial)
Keunggulan kabel koaksial
adalah dapat digunakan untuk menyalurkan informasi sampai dengan 900 kanal telepon, dapat ditanam di dalam tanah sehingga biaya
perawatan lebih rendah, karena menggunakan penutup isolasi maka kecil
kemungkinan terjadi interferensi dengan sistem lain.
Kelemahan kabel koaksial
adalah mempunyai redaman yang relatif besar sehingga untuk hubungan jarak jauh
harus dipasang repeater-repeater, jika kabel dipasang diatas tanah, rawan
terhadap gangguan-gangguan fisik yang dapat berakibat putusnya hubungan.
c. Fiber Optic
Serat Optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Berdasarkan mode transmisi yang digunakan serat optik terdiri atas Multimode Step Index, Multimode Graded Index, dan Singlemode Step Index.
Gambar 4. Fiber-Optic Cable (Kabel Serat Optik)
Keuntungan serat optik adalah lebih
murah, bentuknya lebih ramping,kapasitas transmisi yang lebih besar, sedikit sinyal yang
hilang, data diubah menjadi sinyal cahaya sehingga lebih cepat, tenaga yang
dibutuhkan sedikit, dan tidak mudah terbakar.
Kelemahan serat optik antara lain
biaya yang mahal untuk peralatannya, memerlukan konversi data listrik ke cahaya
dan sebaliknya yang rumit, memerlukan peralatan khusus dalam prosedur pemakaian
dan pemasangannya, serta untuk perbaikan yang kompleks membutuhkan tenaga yang
ahli di bidang ini.
Tipe-tipe kabel fiber optic:
·
Kabel
single mode merupakan sebuah serat tunggal dari fiber glass yang memiliki
diameter 8.3 hingga 10 micron. (satu micron besarnya
sekitar 1/250 tebal rambut manusia)
·
Kabel multimode adalah
kabel yang terdiri atas multi serat fiber glass, dengan kombinasi (range)
diameter 50 hingga 100 micron. Setiap
fiber dalam kabel multimode mampu membawa sinyal independen yang berbeda dari
fiber-fiber lain dalam bundel kabel.
·
Plastic
Optical Fiber merupakan kabel berbasis plastic terbaru yang memiliki performa
familiar dengan kabel single mode, tetapi harganya sedikit murah.
Kontruksi kabel fiber optic
·
Core: bagian ini
merupakan medium fisik utama yang mengangkut sinyal-sinyal data optical dari
sumber ke device penerima. Core
berupa helai tunggal dari glass atau plastik yang kontinyu (dalam micron). Semakin
beasr ukuran core, semakin banyak data yang dapat diantarkan. Semua kabel fiber
optic diukur mengacu pada diameter core-nya.
·
Cladding:
merupakan lapisan tipis yang menyelimuti fiber core.
·
Coating:
adalah lapisan plastik yang menyelimuti core dan cladding. Penyangga coating
ini diukur dalam micron dan memilki range 250 sampai 900 micron.
·
Strengthening
fibers: terdiri atas beberapa komponen yang dapat menolong fiber dari benturan
kasar dan daya tekan tak terduga selama instalasi
·
Cable
jacket: merupakan lapisan terluar dari keseluruhan badan kabel.
2. Unguided
Transmission Media
Unguided
transmission media atau media transmisi tidak terpandu merupakan jaringan yang
menggunakan sistem gelombang. Media unguided
mentransmisikan gelombang electromagnetic tanpa menggunakan konduktor fisik
seperti kabel atau serat optik. Contoh sederhana adalah gelombang radio seperti
microwave, wireless mobile dan lain sebagainya. Media ini memerlukan antena untuk transmisi dan
penerimaan (transmiter dan receiver). Ada dua jenis transmisi, Point-to-point
(unidirectional) yaitu dimana pancaran terfokus pada satu sasaran. Broadcast
(omnidirectioanl) yaitu dimana sinyal terpancar ke segala arah dan dapat
diterima oleh banyak antena. Tiga macam wilayah frekuensi, antara lain:
a.
Gelombang
mikro (microwave) 2 – 40 Ghz
b.
Gelombang
radio 30 Mhz – 1 Ghz
c.
Gelombang
inframerah
Untuk media tidak terpandu (unguided), transmisi dan
penerimaan dapat dicapai dengan menggunakan antena. Untuk transmisi, antena
mengeluarkan energi elektromagnetik ke medium (biasanya udara) dan untuk
penerimaan, antena mengambil gelombang elektomagnetik dari medium sekitarnya.
Media transmisi tidak terpandu (unguided) terbagi atas empat bagian yaitu:
a.
Gelombang
Mikro Terrestrial (Atmosfir Bumi)
b.
Gelombang
Mikro Satelit
c.
Radio
Broadcast
d.
Infra
Merah
a.
Gelombang Mikro Terrestrial
Tipe antena gelombang mikro
yang paling umum adalah parabola 'dish'. Ukuran diameternya biasanya sekitar 3
m. Antena pengirim memfokuskan sinar pendek agar mencapai transmisi garis
pandang menuju antena penerima. Antena gelombang mikro biasanya ditempatkan
pada ketinggian tertentu diatas tanah untuk memperluas jarak antara antena dan
mampu menembus batas. Untuk mencapai transmisi jarak jauh, diperlukan beberapa
menara relay gelombang mikro, dan penghubung gelombang mikro titik ke titik
dipasang pada jarak tertentu.
Kegunaan sistem gelombang
mikro yang utama adalah dalam jasa telekomunikasi long-haul, sebagai
alternative untuk coaxial cable atau serat optic. Fasilitas gelombang mikro
memerlukan sedikit amplifier atau repeater daripada coaxial cable pada jarak
yang sama, namun masih memerlukan transmisi garis pandang. Gelombang mikro
umumnya dipergunakan baik untuk transmisi televisi maupun untuk transmisi
suara.
Pengguna gelombang mikro
lainnya adalah untuk jalur titik-titik pendek antara gedung. Ini dapat
digunakan untuk jaringan TV tertutup atau sebagai jalur data diantara Local
Area Network. Gelombang mikro short-haul juga dapat digunakan untuk
aplikasi-aplikasi khusus. Untuk keperluan bisnis dibuat jalur gelombang mikro
untuk fasilitas telekomunikasi jarak jauh untuk kota yang sama, melalui
perusahaan telepon local.
Transmisi gelombang mikro
meliputi bagian yang mendasar dari spectrum elektromagnetik. Frekuensi yang
umum di gunakan untuk transmisi ini adalah rentang frekuensi sebesar 2 sampai
40 GHz. Semakin tinggi frekuensi yang digunakan semakin tinggi potensial
bandwidth dan berarti pula semakin tinggi rate data-nya. Sama halnya dengan
beberapa sistem transmisi, sumber utama kerugian adalah atenuansi. Sehingga
repeater dan amplifier ditempatkan terpisah jauh dari sistem gelombang mikro
biasanya 10 sampai 100 km. Atenuansi meningkat saat turun hujan khusunya
tercatat diatas 10 GHz. Sumber gangguan-gangguan yang lain adalah interferensi.
Dengan semakin berkembangnya popularitas gelombang mikro, daerah transmisi
saling tumpang tindih dan interferensi merupakan suatu ancaman. Karena itu
penetapan band frekuensi diatur dengan ketat.
Band yang paling umum untuk sistem telekomunikasi
long-haul adalah band 4 GHz sampai 6 GHz. Dengan meningkatkan kongesti
(kemacetan) pada frekuensi-frekuensi ini, sekarang digunakan band 11 GHz. Band
12 GHz digunakan sebagai komponen sistem TV kabel. Saluran gelombang mikro juga
digunakan untuk menyediakan sinyal-sinyal TV untuk instalasi CATV local;
sinyal-sinyal yang kemudian didistribusikan kepelanggan melalui kabel coaxial.
Sedangkan gelombang mikro dengan frekuensi lebih tinggi digunakan untuk saluran
titik ke titik pendek antar gedung. Biasanya digunakan band 22 GHz. Frekuensi
gelombang mikro yang lebih tinggi lagi tidak efektif untuk jarak yang lebih
jauh, akibat meningkatnya atenuansi, namun sangat sesuai untuk jarak pendek.
Sebagai tambahan, semakin tinggi frekuensi, antenanya akan semakin kecil dan
murah.
b.
Gelombang Mikro Satelit
Satelit komunikasi adalah
sebuah stasiun relay gelombang mikro. Dipergunakan untuk menghubungkan dua atau
lebih transmitter/receiver gelombang mikro pada bumi, yang dikenal sebagai
stasiun bumi atau ground station. Satelit menerima transmisi diatas satu band
frekuensi (uplink), amplifier dan mengulang sinyal-sinyal, lalu
mentransmisikannya ke frekuensi yang lain (downlink). Sebuah satelit pengorbit
tunggal akan beroperasi pada beberapa band frekuensi, yang disebut sebagai
transponder channel, atau singkatnya transponder.
Ada dua konfigurasi umum untuk komunikasi satelit
yang popular yaitu:
a.
Satelit
digunakan untuk menyediakan jalur titik-ke titik diantara dua antena dari dua stasiun
bumi
b.
Satelit
menyediakan komunikasi antara satu transmitter dari stasiun bumi dan sejumlah
receiver stasiun bumi.
Agar
komunikasi satelit bisa berfungsi efektif, biasanya diperlukan orbit stasioner
dengan memperhatikan posisinya diatas bumi. Sebaliknya, stasiun bumi tidak
harus saling berada digaris pandang sepanjang waktu. Untuk mrnjadi stasioner,
satelit harus memiliki periode rotasi yang sama dengan periode rotasi bumi.
Kesesuaian ini terjadi pada ketinggian 35.784 km.
Dua satelit yang menggunakan band frekuensi yang sama,
bila keduanya cukup dekat, akan saling mengganggu. Untuk menghindari hal ini,
standar-standar terbaru memerlukan 4 derajat ruang.
Satelit komunikasi merupakan suatu revolusi dalam
teknologi komunikasi dan sama pentingnya dangan serat optic. Aplikasi-aplikasi
terpenting untuk satelit lainnya diantaranya adalah:
a. Distribusi
siaran televisi
b. Transmisi
telepon jarak jauh
c. Jaringan
bisnis swasta
Beberapa karakteristik komunikasi satelit dapat diuraikan
sebagai berikut:
a.
akibat
jarak yang panjang terdapat penundaan penyebaran (propagation delay) kira-kira
seperempat detik dari transmisi dari suatu stasiun bumi untuk di tangkap oleh
stasiun bumi lain. Disamping itu muncul masalah-masalah yang berkaitan dengan
control error dan flow control.
b.
gelombang
mikro merupakan sebuah fasilitas penyiaran, dan ini sudah menjadi sifatnya.
Bebarapa stasiun dapat mentransmisikan ke satelit, dan transmisi dari satelit
dapat diterima oleh beberapa stasiun.
Gambar 5. Jalur Titik-ke-Titik
Gelombang Mikro Satelit
Karena sifat siarannya, satelit sangat sesuai untuk
distrbusi siaran televisi dan dipergunakan secara luas di seluruh dunia.
Menurut penggunaan cara lama, sebuah jaringan menyediakan pemrograman dari
suatu lokasi pusat. Program-program ditransmisikan ke satelit dan kemudian
disiarkan ke sejumlah stasiun, dimana kemudian program tersebut didistribusikan
ke pemirsa. Satu jaringan, public broadcasting service (PBS) mendistribusikan
program televisinya secara eksklusif dengan menggunakan channel satelit, yang
kemudian diikuti oleh jaringan komersial lainnya, serta sistem televisi
berkabel yang menerima porsi besar dari program-program mereka dari satelit.
Aplikasi teknologi satelit terbaru untuk distribusi televisi adalah direct
broadcast satellite (DBS), dimana pada aplikasi tersebut sinyal-sinyal video
satelit ditransmisikan secara langsung kerumah-rumah pemirsa. Karena mengurangi
biaya dan ukuran antena penerima, maka DBS dianggap sangat visible, dan
sejumlah channel mulai disiapkan atau sedang dalam taraf perencanaan.
Gambar 6. Jalur Broadcast Melalui
Gelombang Mikro Satelit
Transmisi
satelit juga dipergunakan untuk titik ke titik antar sentral telepon pada
jaringan telepon umum. Juga merupakan media yang optimum untuk kegunaan luas
dalam sambungan langsung internasional dan mampu bersaing dengan sistem
terrestrial untuk penghubung internasional jarak jauh.
Juga terdapat
sejumlah apliksi data bisnis untuk satelit. Provider satelit membagi kapasitas
total menjadi beberapa channel dan menyewakan channel itu kepada user bisnis
individu. Satu user dilengkapi dengan antena pada sejumlah situs yang dapat
menggunakan channel satelit untuk jaringan swasta. Biasanya, aplikasi-aplikasi
semacam itu sangat mahal dan terbatas untuk organisasi-organisasi yang lebih
besar dengan peralatan canggih. Sebuah hasil untuk pengembangan baru dalam hal
ini adalah sistem Very Small Aperture Terminal (VSAT), yang menyediakan
alternatif biaya murah. Dengan mengacu pada beberapa aturan, stasiun-stasiun
ini menbagi kapasitas transmisi satelit dari suatu stasiun pusat. Stasiun pusat
dapat saling mengirimkan pesan dengan setiap pelanggannya serta dapat merelay
pesan-pesan tersebut di antara pelanggan.
Jangkauan transmisi optimum untuk transmisi satelit
adalah berkisar pada 1 sampai 10 GHz. Dibawah 1 GHz, terdapat derau yang
berpengaruh dari alam, meliputi derau dari galaksi, matahari, dan atmosfer,
serta interferensi buatan manusia, dari berbagai perangkat elektronik. Diatas
10 GHz, sinyal-sinyal akan mengalami atenuansi yang parah akibat penyerapan dan
pengendapan di atmosfer.
Saat ini sebagian besar satelit menyediakan layanan titik
ke titik dengan menggunakan bandwidth frekuensi berkisar antara 5,925 sampai
6,425 GHz untuk transmisi dari bumi ke satelit (uplink) dan bandwidth frekuensi
4,7 sampai 4,2 GHz untuk transmisi dari satelit ke bumi (downlink). Kombinasi
ini di tunjukkan sebagai band 4/6 GHz. Patut dicatat bahwa frekuensi uplink dan
downlink berbeda. Sebuah satelit tidak dapat menerima dan mentransmisi dengan
frekuensi yang sama pada kondisi operasi terus-menerus tanpa interferensi.
Jadi, sinyal-sinyal yang diterima dari suatu stasiun bumi pada satu frekuensi
harus ditransmisikan kembali dengan frekuensi yang lain.
Band 4/6 GHz berada dalam zona optimum 1 sampai 10GHz,
namun menjadi penuh. Frekuensi-frekuensi lain pada rentang tersebut tidak
tersedia karena interferensi juga beroperasi pada frekuensi-frekuensi itu,
biasanya gelombang mikro terrestrial. Karenanya, band 12/14 lebih dikembangkan
lagi (uplink:14 sampai 14,5 GHz ; downlink: 11,7 sampai a4,2 GHz). Pada band
frekuensi ini, masalah-masalah mulai datang. Untuk itu, digunakan stasiun bumi
penerima yang lebih kecil sekaligus lebih murah. Ini untuk mengantisipasi band
ini juga menjadi penuh, dan penggunanya dirancang untuk band 19/29 GHz. (uplink
27,5 sampai 31.0 GHz; downlink: 17,7 sampai 21,2 GHz). Band ini mengalami
masalah-masalah atenuansi yang lebih besar namun akan memungkinkan band yang
lebih lebar (2500 MHz sampai 500 MHz).
c.
Radio Broadcast
Perbedaan-perbedaan utama diantara siaran radio dan
gelombang mikro yaitu, dimana siaran radio bersifat segala arah (broadcast)
sedangkan gelombang mikro searah (point-to-point). Karena itu, siaran radio
tidak memerlukan antena parabola, dan antena tidak perlu mengarah ke arah
persis sumber siaran
Radio merupakan istilah yang biasa digunakan untuk
menangkap frekuensi dalam rentang antara 3 kHz sampai 300 GHz. Kita menggunakan
istilah yang tidak formal siaran radio untuk band VHF dan sebagian dari band
UHF: 30 MHz sampai 1 GHz. Rentang ini juga digunakan untuk sejumlah aplikasi
jaringan data.
Rentang 30 MHz sampai 1 GHz merupakan rentang yang
efektif untuk komunikasi broadcast. Tidak seperti kasus untuk gelombang
elektromagnetik berfrekuensi rendah, ionosfer cukup trasparan untuk gelombang
radio diatas 30 MHz. jadi transmisi terbatas pada garis pandang, dan jarak
transmitter tidak akan mengganggu satu sama lain dalam arti tidak ada
pemantulan dari atmosfer. Tidak seperti frekuensi yang lebih tinggi dari zona
gelombang mikro, gelombang siaran radio sedikit sensitive terhadap atenuansi
saat hujan turun. Karena gelombangnya yang panjang maka, gelombang radio
relative lebih sedikit mengalami atenuansi.
Sumber gangguan utama untuk siaran radio adalah
interferensi multi-jalur. Pantulan dari bumi, air, dan alam atau obyek-obyek
buatan manusia dapat menyebabkan terjadinya multi-jalur antar antena. Efek ini nampak jelas saat penerima TV menampilkan gambar
ganda saat pesawat terbang melintas.
d.
Infra Merah
Komunikasi infra merah dicapai dengan menggunakan
transmitter/receiver (transceiver) yang modulasi cahaya yang koheren.
Transceiver harus berada dalam jalur pandang maupun melalui pantulan dari
permukaan berwarna terang misalnya langit-langit rumah. Satu perbedaan penting
antara transmisi infra merah dan gelombang mikro adalah transmisi infra merah
tidak dapat melakukan penetrasi terhadap dinding, sehingga masalah-masalah
pengamanan dan interferensi yang ditemui dalam gelombang mikro tidak terjadi.
Selanjutnya, tidak ada hal-hal yang berkaitan dengan pengalokasian frekuensi
dengan infra merah, karena tidak diperlukan lisensi untuk itu. Pada handphone
dan PC, media infra merah ini digunakan untuk mentransfer data tetapi dengan
suatu standar atau protocol tersendiri yaitu protocol IrDA. Cahaya infra merah
merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka
radiasi cahaya infra merah akan nampak pada spektruk elektromagnetik dengan
panjang gelombang diatas panjang gelombang cahaya merah.
Gambar 7 Aplikasi nyata media transmisi wireless
yang sering kita jumpai
Gambar 8. Aplikasi nyata media transmisi Bluetooth yang sering kita jumpai
DAFTAR RUJUKAN
Tanpa Nama.
2013. Media
Transmisi,
(Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Media_transmisi, diakses 24
Februari 2013).
Andita, Rizkey.
2010. Media
Transmisi Wireless (Nirkabel) pada Media Komunikasi Data, (Online), (http://rizkeyandita.blogspot.com/2010/06/media-transmisi-wireless-nirkabel-pada.html, diakses 24
Februari 2013).
Andrial, Ade Surya.
2011. Media
Transmisi Jaringan Komputer,
(Online), (http://ophrack3rz.wordpress.com/2011/10/01/media-transmisi-jaringan-komputer/, diakses 24
Februari 2013).
Fitri.
2008. Media
Transmisi,
(Online), (http://kuliahkomdat.blogspot.com/2008/02/media-transmisi.html, diakses 24
Februari 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar